SEJARAH PERADABAN MESIR KUNO

 
1.      Kondisi Geografis Dan Lingkungan Alam
Mesir kuno adalah suatu peradaban yang berkembang di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini berkaitan erat dengan keberadaan Sungai Nil. Sungai Nil terbentang dari pegunungan Kilimanzaro (Tanzania) hingga Laut Tengah dengan panjang 6.400 km. Ada empat Negara yang dilalui oleh sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Etiopia, dan Mesir. Setiap tahun sungai ini selalu banjir yang membawa luapan lumpur ke lembah-lembah sungai sepanjang 15-50 km. Hal inilah yang mengakibatkan wilayah di sekitar lembah sungai ini menjadi subur.
Peran Sungai Nil bagitu penting bagi lahirnya peradaban masyarakat di lembah sungai tersebut. Oleh karena itu, Herodotus menyebut negeri Mesir sebagai hadiah Sungai Nil (Egypt is the gift of the Nile), bahkan karena dibentuk di sekitar lembah Sungai Nil, peradaban Mesir Kuno juga sering disebut peradaban Lembah Sungai Nil.

2.      Kehidupan Sosial Dan Struktur Masyarakat Mesir Kuno
       Masyarakat Mesir Kuno dikelompokkan ke dalam system hierarki dengan firaun yang berada di posisi paling tinggi serta budak di posisi yang paling bawah. Kelompok masyarakat yang paling dekat dengan golongan paling atas yaitu firaun, seperti pejabat pemerintah, tentara, juru tulis merupakan kelompok yang paling kaya dan berpengaruh. Di bawah ini  bentuk struktur sosial masyarakat Mesir Kuno:



3.      Kehidupan Kepercayaan dan Religi
          Masyarakat Mesir kuno telah memiliki beberapa kepercayaan diantaranya:
a.       Politeisme yang artinya percaya dan menyembah banyak dewa. Seperti dewa Ra (dewa matahari) dan dewa Amon (dewa angin). Kedua dewa tersebut seing disebut dewa Amon-Ra.
b.      Kepercayaan adanya kekutan gaib
c.       Kepercayaan adanya kehidupan setelah kematian. Kepercayaan ini dipegang teguh oleh masyarakat Mesir dan diwariskan secara turun-temrun. Masyarakat Mesir Kuno meyakini bahwa jiwa atau roh dapat hidup selamanya apabila jasadnya masih utuh. Oleh karena itu mereka melakukan pengawetan mayat yang disebut dengan mumi.

4.      Kehidupan Ekonomi
        Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakatnya untuk bertani. Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke lading-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang diketuai oleh tuan tanah atau golongan bangsawan. Hasil pertanian Mesir meliputi gandum, sekoi atau jawawut dan jelai atau sejenis padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta menjual hasil produksinya, rakyat Mesir menjalin hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia, dan Yunani di kawasan Laut Tengah.

5.      Kehidupan Pemerintahan dan Hukum
A.    Pemerintahan
Bangsa Mesir disatukan dalam sebuah kerajaan. Pemimpin mereka disebut firaun (pharaoh). Firaun di Mesir kuno berperan sebagai dewa raja (God Kings). Oleh karena itu kekuasaan firaun bersifat mutlak. Sejak Mesir Hulu dengan Mesir Hilir disatukan oleh Firaun Menes menjadi satu kerajaan pada tahun 3100 M, Mesir mulai memasuki zaman keemasannya. Zaman tersebut terbagi tiga yaitu zaman kerajaan lama, zaman kerajaan pertengahan, zaman kerajaan baru.

a.       Zaman Kerajaan Lama (2700-2200 SM)
Pada zaman ini, Mesir menikmati masa damai dan makmur yang panjang selama 500 tahun. Di bawah kepemimpinan Firaun Djoser atau Zoser dan Firaun Khufu, Mesir mengalami perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi, arsitektur, dan seni. Misalnya, pembangunan piramida sebagai makam. Piramida tersebut antara lain: Piramida Khufu di Gizeh, Piramida Khafre dan Piramida Menkaure.

b.   Zaman Kerajaan Pertengahan (2000-1800 SM)
Pada tahun 2000 SM, Mentuhotep bangsawan dari Kota Thebes berhasil mendirikan Wangsa XII dan membangun kerajaan pertengahan. Para firaun dari Wangsa XII mendirikan ibukota di List, sekitar 32 km di selatan Kota Memphis. Kerajaan ini hancur akibat masuknya bangsa Semitik dari Asia. Mereka tinggal di di daerah Kanaan yang kemudian bangsa Mesir menyebutnya bangsa Hyksos.. Awalnya bangsa Hyksos ini dijadikan sebagai pekerja bangunan dan pertambangan. Namun, karena kegiatan pertambangan dan pembangunan dilakukan dengan ambisius, ditambah lagi dengan melupanya Sungai Nil, membuat Mesir mengalami kemunduran. Selama masa kemunduran ini, Bangsa Hykos berhasil menguasai Mesir.

c.    Zaman Kerajaan Baru (1600-1100 SM)
Pada pertengahan abad XVI SM, sebuah keluarga bangsawan di Mesir Hulu bangkit dan mengusir Bangsa Hyksos keluar dari Mesir. Keluarga ini kemudian mendirikan Wangsa XVIII dan menyatukan seluruh negeri. Ahmose 1 merupakan firaun pertama dari Wangsa XVIII yang mendirikan kerajaan baru. Dialah yang mengusir bangsa Hyksos dan menyatukan negeri Mesir di bawah satu pemerintahan pusat.
B.     Hukum
Mesir dalam peradaban kuno, telah memiliki hokum yang kompleks. Hukum di Mesir terdiri atas hokum pidana dan perdata.
a.       Hukum Pidana
Hukum pidana mengatur tentang perkara yang berkaitan dengan pencurian, perampokan, dan pembunuhan. Bagi orang yag didakwa mencuri diwajibkan mengembalikan barang curiannya dan membayar denda dua kali lipat dari nilai barang tersebut. Sedangkan bagi yang merampok akan mendapat hukuman berupa potong tangan, penjara, diasingkan, atau dikirim ke kamp kerja paksa. Bagi yang membunuh akan dihukum mati.
b.      Hukum Perdata
Hukum perdata mengatur tentang masalah hak waris dalam keluarga. Di Mesir kuno, kaum perempuan memiliki hak waris yang sama dengan laki-laki. Dengan demikian, system hokum di Mesir kuno sudah memberikan pengakuan kepada kaum perempuan. Oleh karena itu, perempuan diperbolehkan menjadi saksi dalam pengadilan, mengajukan tuntutan hokum dan mengajukan gugatan cerai.

6.      Pencapaian Ilmu dan Teknologi

a.      Bidang Astronomi
Astronomi atau ilmu perbintangan telah berkembang di Mesir karena ilmu ini sangat terkait dengan kegiatan pertanian penduduk Mesir. Dengan keahlian mereka dalam bidang astronomi, mereka mampu membuat kalender berdasarkan peredaran matahari. Mereka membagi menjadi tiga musim utama yaitu banjir, tumbuh, dan panen. Setiap musim memiliki 4 bulan, dengan setiap bulan dibagi menjadi 30 hari. Jika ditotal ada 360 hari.

b.      Ilmu Pengetahuan Matematika
Bangsa Mesir mengenal matematika sederhana sperti perkalian, pembagian, pengurangan, penjumlahan. Ilmu hitung sederhana ini kemudian berkembang menjadi ilmu ukur seperti menghitung dan mengukur luas kotak, segitiga, segi empat, segi lima dan lingkaran. Mereka juga mampu menggunaka pecaahan, menghitung volume kubus, memahami konsep aljabar, geometrid an memecahkan permasalahan persamaan simultan. Kemampuan mereka ini sangat membanntu mereka dalam membangun piramida.

c.       Ilmu  Kedokteran Atau Pengobatan
Bangsa Mesir kuno ahli dalam anatomi, perawtan luka, dan ramuan-ramuan. Luka-luka dirawat dengan cara membungkusnya dengan daging mentah, linen putih, jahitan, jarring, blok dan kain yang dilumuri madu untuk mencegah infeksi. Mereka juga menggunakan opium untuk mengurangi rasa sakit. Bangsa Mesir juga secara rutin mengonsumsi bawah putih atau bawang merah untuk menjaga kesehatan dan mengurangi gejala asma. Selain itu, ahli juga dalam memperbaiki tulang yang patah dan melakukan amputasi

d.      Tulisan Hieroglyph
Bangsa Mesir menciptakan aksara bergambar yang disebut dengan hieroglyph. Setiap gambar memiliki makna dan mewakili satu huruf. Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus 
gambar: Britanica.com
 


e.       Ahli Membuat Kertas
Bangsa Mesir telah mampu membuat kertas dari tanaman papirus sejak tahun 3500 SM, jauh sebelum bangsa Tiongkok menemukan kertas pada tahun 140 SM.
gambar: Bibitbuga.com


f.       Ahli Membuat Bangunan Besar
Bangsa Mesir ahli dalam membuat bangunan-bangunan besar seperti, piramida yang diperuntukan makam firaun, tugu Obelisk, dan bangunan Spinx
Piramida Giza
gambar: suara.com

Obelisk
gambar: wikipedia.org

SPHINX
gambar: Britanica.com
7.      Pengaruh Peradaban Mesir Bagi Dunia Termasuk Indonesia.
Peradaban Mesir Kuno memberikan banyak pengaruh bagi kebudayaan dunia termasuk Indonesia hingga masa kini, diantaranya:
1.      Teknologi bangunan batu besar. Bangsa Mesir merupakan bangsa pertama di dunia yang mampu menciptakan bangunan dari batu besar. Misalnya piramida, kuil, Obelisk dan Spinx. Teknologi ini kemudian diadopsi oleh bangsa-bangsa lain. Sebut saja Indonesia. Indonesia membangun Monas yang hampir mirip dengan Obelisk
2.      Teknologi pengawetan mayat. Beberapa ramuan yang digunakan dalam pembuatan mumi masih digunakan hingga saat ini untuk mengawetkan mayat dengan cara dibalsem.
3.      Konsep kepercayaan adanya kehidupan setelah kematian masih diyakini sebagian besar umat manusia.
4.      Ilmu pengobatan. Bangsa Mesir nerupakan pelopor pengobatan ilmiah. Pada saat bangsa lain menganggap penyakit sebagai gangguan roh jahat, bangsa Mesir sudah melakukan penyelidikan secara ilmiah. Ilmu pengobatan Mesir menjadi awal perkembangan ilmu kedokteran modern hingga di masa kini.
5.      Sistem hukum. Peradaban Mesir telah menghasilkan system hukum yang kompleks. Sistem hukum tersebut kemudian dikembangkan oleh bangsa Yunani dan Romawi menjadi sistem hukum modern yang digunakan oleh masyarakat saat ini.

 

0 komentar: